Aku adalah Kamu adalah Kami adalah Mereka adalah Kita Semua

oleh : Muhammad Faris Tarigan

        Disuatu hari dimana ada beberapa kelompok pemuda, yang berasalkan beda suku dan agama, yang pertama ada kelompok pemuda Betawi dengan beragamakan Islam, lalu ada kristiani dari suku Batak, kemudian ada suku Tiongkok beragamakan Budha, awalnya mereka saling akrab dan saling sapa, menikmati kopi diatas meja yang sama, tanpa ada konflik apapun, senda gurau sampai bicara seriuspun dilakukan dengan damai.

        Seiring berjalannya waktu tahun demi tahun, dekade demi dekade, generasi penerus lebih senang bertikai, saling membeda – bedakan, menyalah – nyalahkan ajaran Agama lainnya. Jiwa Rasisme mulai tumbuh, Ada saling rasisme antara ras , contohnya sebut saja Andri suku betawi yang beragamakan Islam, begitu sinisnya ketika melihat dan bertemu Wu Lim suku Tionghoa beragamakan Budha.

        Tidak berhenti disitu dijaman sekarang ada juga yang melebihi level sinis ketika bertemu. Bahkan sudah sampai menggunjing dan menyalah nyalahkan ajaran Agama lain, Bahkan sesama Agamapun ada yang saling menyalahkan lainnya, Berdiri dengan gagah dengan suara lantangnya. Menyalahkan dan mengkafirkan lainannya. “Hey Bukankah sudah jelas pada hakikatnya semua Agama mengajarkan Kebaikan?” ketika salah seorang mengusik dan mengganggu agama lain hingga mengkafir kafirkan ajarannya, tidak bisakah dia mengintrofeksi bahwa sebenarnya siapa yang paling sok suci? Dan paling sok benar? Sok paling pintar berdalil bahkan? .

        Ku Rasa Dunia ini bukan krisis ekonomi, ataupun krisis manusia pintar, melainkan Dunia ini krisis Cinta dan Perdamaian. Kalau bahasa Jawanya Krisis Peace and Love , mungkin ini lebih ke cerpen fakta yang terjadi, bahkan di Amerika yang sudah maju saja masih ada namanya pembeda – bedaan ras dari Kulit Putih dan Hitam yang dimana biasa disebut Niggas atau Nigga yang berarti Negro.

        Bukankah meberikan senyuman dan saling mencintai itu lebih indah?. Apakah persatuan itu hanya mimpi? Ataukah memang diriku yang terlalu berambisi?. Ya setidaknya yang membaca tulisanku ini bisa membawa pesan perdamaian ini. Jangan membedakan bagian bumi kita, jangan memecah belahkan planet yang kecil ini. Jika kalian mempunyai mimpi yang sama, yaitu Peace and Spread the Love, percayalah kamu tidak sedang bermimpi sendiri. Ingatlah pesanku, “Aku adalah kamu adalah kami adalah mereka adalah kita semua”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *